BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang Aplikasi Hukum-hukum dasar dalam perhitungan kimia sederhana.
Dengan
mengetahui beberapa perhitungan kimia sederhana, diharapkan siswa
termotivasi untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia, yang sangat
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula
menimbulkan sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa, dan volum gas.
2. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
3. Menentukan rumus air kristal.
4. Menghitung kadar zat dalam suatu senyawa.
5. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
6. Menentukan banyak zat pereaksi ataupun hasil reaksi.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi
Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum
dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitungan kimia.
E. INDIKATOR
1. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
2. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
3. Menentukan rumus air kristal.
4. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
5. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
6. Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
F. Cek Kemampuan Dasar
1.
Jika kamu ingin mengetahui berat badan seseorang, alat apa yang kamu
pergunakan untuk mengukurnya ?.............................
2. Kamu
sudah pernah menghitung Mr pada pelajaran sebelumnya (modul 1). Coba
hitung berapa Mr ( massa molekul relatif) dari CH4, jika diketahui Ar C =
12, H = 1.
.......................................................................................................................................
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Guru menerangkan tentang konsep mol secara singkat.
2.
Siswa mendiskusikan tentang hubungan mol dengan massa molar (Mr),
volume molar gas pada kondisi STP, dengan koefisien reaksi, dan dengan
hukum Guy-Lussac.
3. Presentasi hasil diskusi oleh wakil kelompok.
4.
Siswa mendiskusikan tentang rumus empiris dan rumus molekul, penentuan
jumlah molekul hidrat, penentuan kadar zat dalam senyawa.
5. Presentasi perwakilan kelompok tentang hasil diskusi.
6. Guru menjelaskan tentang reaksi stoikhiometri dan non stoikhiometri.
7. Siswa mendiskusikan tentang penentuan pereaksi pembatas, serta cara menghitung banyak zat pereaksi ataupun hasil reaksi.
8. Presentasi perwakilan kelompok tentang hasil diskusi
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
KONSEP MOL
Anda telah mempelajari atom, molekul, dan ion sebagai partikel-partikel
materi. Bagaimana caranya menghitung jumlah yang sangat banyak dari
partikel-partikel materi yang berukuran sangat kecil tersebut ?
Untuk menyederhanakan jumlah partikel yang sangat kecil ini digunakan istilah MOL. Mol menyatakan satuan jumlah zat.
Hubungan antara jumlah mol dan jumlah partikel adalah :
Jumlah mol = jumlah partikel / L
Jumlah Partikel (molekul) = jumlah mol x L
Dengan L = bilangan avogadro = 6,02 x 10 pangkat 23 partikel/mol
Contoh :
1. Berapakah jumlah mol amonia (NH3) yang terdapat dalam 3,01 x 1026 molekul NH3 ?
Jawab :
Jumlah mol = 3,01 x 1026 / 6,02 x 1023
= 500 mol
2. Hitunglah jumlah molekul asam sulfida (H2S) jika diketahui mol H2S = 0,4.
Jawab : jumlah molekul = jumlah mol x L
= 0,4 x 6,02 x 1023
= 2,4 x 6,02 x 1023 molekul
MASSA MOLAR
Massa molar adalah massa 1 mol zat, satuannya gram/mol. Untuk senyawa, massa molarnya sama dengan massa molekul relatif (Mr).
Contoh :
1. Tentukan massa molar Al jika diketahui Ar Al = 27.
Jawab : massa molar Al = Ar = 27 gr/mol
2. Hitunglah massa molar asam sulfat (H2SO4) jika diketahui Ar H =1, S =32, O =16)
Jawab : massa molar H2SO4 = (2 x 1) + ( 1 x 32 ) + ( 4 x 16)
= 2 + 32 + 64 = 98 gr/mol
Untuk menghitung jumlah mol zat yang diketahui jumlah massanya, dapat menggunakan rumus berikut :
Jumlah mol = massa zat (gram) / massa molar
n = gram / Mr
massa (gram) = n x Mr
Contoh :
1. . Bila terdapat 5 gr CaCO3, maka jumlah mol zat tersebut adalah….(Ar Ca = 40, C =12, O =16)
Jawab :
Mr CaCO3 = ( 1 x 40) + ( 1 x 12) + ( 3 x 16) = 40 + 12 + 48 = 100
n = 5 / 100
= 0,05 mol
2. Berapa gramkah massa 1,204 x 1024 molekul NaOH ?
Diketahui Ar Na = 23, H = 1, O =16
Jawab :
Mr NaOH = ( 1 x 23) + (1 x 16) + (1 x 1)
= 23 + 16 + 1 = 40
Jumlah mol = jumlah partikel / L
n = 1,204 x 1024 / 6,02 x 1023
n = 2 mol
Massa (gram) = n x Mr
= 2 mol x 40 = 80 gram NaOH
VOLUME MOLAR GAS PADA KEADAAN STANDAR (STP)
Volume suatu gas bergantung pada suhu, tekanan, dan jumlah zatnya. Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut :
P x V = n x R x T
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas ( Liter)
n = jumlah mol gas (mol)
T = temperatur/suhu (kelvin)
R = konstanta gas = 0,082 L.atm.mol-1K-1
Volume molar didefinisikan sebagai volume 1 mol zat dalam wujud gas.
Keadaan standar didefinisikan sebagai tekanan 1 atmosfer (atm) dan suhu
0oC ( 273 K). Satu mol gas ideal dalam keadaan STP (standar temperatur
dan tekanan) akan mengikuti suatu persamaan :
1 atm x V = 1 mol x 0,082 L.atm.mol-1K-1 x 273 K
V = 22,389 liter = 22,4 liter
Maka : hubungan antara volume pada keadaan STP dengan jumlah mol zat :
Contoh :
1. Tentukan jumlah mol 2,24 liter gas HCl pada kondisi STP.
Jawab : jumlah mol HCl = 2,24 / 22,4 = 0,1 mol
2. Tentukan volume 2 mol gas CO2 .
Jawab : volume CO2 = 2 x 22,4 = 44,8 liter
3. Berapakah volume 56 gr gas Nitrogen (N2) yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan 2 atm? (Ar N =14)
Jawab :
P = 2 atm
R = 0,082 ltr.atm mol-1 K-1
Ar N2 = 14
Massa = 56 gr
Suhu, T = 25 + 273 = 298 K
Mr N2 = 2 x 14 = 28
Mol N2 = gr / Mr
= 56 / 28
= 2 mol
Rumus gas ideal :
P.V = n .R .T
V = (n .R .T) / P
V = ( 2 x 0,082 x 298) / 2
= 24,436 liter
HUBUNGAN JUMLAH MOL DAN KOEFISIEN REAKSI
Perbandingan
jumlah mol sesuai dengan perbandingan jumlah partikel, perbandingan
volume, dan perbandingan koefisian reaksi. Dirumuskan sebagai berikut :
Contoh :
1.
Terdapat 4,48 l gas Hidrogen (kondisi STP) yang tepat bereaksi dengan
gas Oksigen menghasilkan air, hitunglah volume dan massa gas Oksigen
yang bereaksi pada kondisi STP. Persamaan reaksinya : 2 H2 + O2 2 H2O
(Ar H = 1, O = 16)
Jawab :
dari persamaan reaksi dapat dibuat perbandingan angka koefisiennya = 2 : 1 :2
Jumlah mol = (koefisien zat yang dicari : koefisien zat yang diketahui) x jumlah mol zat yang diketahui
Jumlah mol H2 = V / 22,4 = 4,48 / 22,4 = 0,2 mol
Jumlah mol O2 = ½ x 0,2
= 0,1 mol
Volume O2 = mol O2 x 22,4 = 0,1 x 22,4 = 2,24 liter
Mr O2 = 2 x 16 = 32
Massa O2 = mol O2 x Mr
= 0,1 x 32
= 3,2 gr
HUBUNGAN HUKUM GUY-LUSSAC DAN JUMLAH MOL
Dari
hukum Guy-Lussac dapat disimpulkan bahwa perbandingan volume gas-gas
sesuai dengan perbandingan mol, sehingga pada suhu dan tekanan yang sama
(T,P sama) berlaku hubungan :
V1 : V2 = n1 : n2
Dimana :
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
Contoh soal :
1.
Berapakah volume 6,4 gr gas Metana (CH4) jika pada keadaan yang sama 1
liter gas Nitrogen (N2) memiliki massa 1,4 gr ? (Diketahui Ar C =12, H
=1, N = 14)
Jawab :
Diketahui : massa CH4 = 6,4 gr
Volume N2 = 1 liter
Massa N2 = 1,4 gr
Ditanya : volume CH4 = ....?
Mr CH4 = (1 x 12) + ( 4 x 1 ) = 12 + 4 = 16
Mr N2 = 2 x 14 = 28
Mol CH4 = gr : Mr = 6,4 : 16 = 0,4 mol
Mol N2 = gr : Mr = 1,4 : 28 = 0,05 mol
Maka :
vol CH4 : vol N2 = mol CH4 : mol N2
X : 1 = 0,4 : 0,05
X = 8 x 1 = 8 liter
Diperoleh : volume CH4 = 8 liter
PENENTUAN RUMUS EMPIRIS, RUMUS MOLEKUL,
SENYAWA HIDRAT, DAN KADAR ZAT DALAM SENYAWA
Rumus empiris merupakan rumus perbandingan jumlah mol unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa, contoh : (CH2O)n, (CH2)n, dan lain-lain.
Rumus molekul senyawa merupakan rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan unsur penyusun suatu senyawa, contoh : C6H12O6 , C4H8, dan lain-lain.
Dalam
penentuan rumus molekul, perlu ditentukan terlebih dahulu rumus
empirisnya, selanjutnya dengan menggunakan data Mr senyawa, dapatlah
ditentukan rumus molekulnya.
Contoh soal :
1. Suatu
senyawa hidrokarbon mengandung 85,7 % massa karbon, dan sisanya massa
hidrogen. Jika diketahui Mr senyawa hidrokarbon tersebut 56, tentukanlah
rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut ! ( Diketahui : Ar C =
12, H = 1)
Jawab :
Diketahui : massa karbon = 85,7 %
Mr senyawa hidrokarbon = 56
Ditanya : rumus empiris dan rumus molekul
% massa hidrogen = 100 % - 85,7% = 14,3 %
Perbandingan mol C : mol H = (% massa C : Ar C) : (% massa H : Ar H)
= (85,6: 12) : ( 14,3 : 1)
= 7, 14 : 14,3
= 1 : 2
Jadi, rumus empirisnya = (CH2)n
Mr (CH2)n = 56
( 1 x Ar C + 2 x Ar H)n = 56
{( 1 x 12) + (2 x 1)}n = 56
(12 + 2)n = 56
14 n = 56
n = 56 : 14
n = 4
jadi rumus molekulnya = (CH2)4 = C4H8
2. Benzena mempunyai rumus empiris CH, dan massa molarnya adalah 78. Tentukan rumus molekulnya, jika diketahui Ar C = 12, H = 1.
Jawab :
Diketahui : Mr CH = 78
(CH)n = 78
{( 1 x Ar C) + ( 1 x Ar H)}n = 78
{(1 x 12) + ( 1 x 1 )}n = 78
(12 + 1)n = 78
13 n = 78
n = 78 : 13
n = 6
Jadi rumus molekulnya (CH)6 = C6H6
PENENTUAN SENYAWA HIDRAT
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul air. Molekul air yang terikat itu dinamakan molekul hidrat.
Contohnya :
MgSO4 . 2H2O = mengikat 2 molekul air,
Cr2O3 . 3H2O = mengikat 3 molekul air.
Penentuan jumlah molekul hidrat adalah dengan cara memanaskan senyawa
hidrat tersebut, sehingga molekul air menguap, selisih massa sebelum dan
sesudah pemanasan menunjukkan jumlah hidrat yang dikandung senyawa
tersebut.
Contoh soal :
1. Jika 39 gr MgSO4. x H2O dipanaskan, dihasilkan 30 gr MgSO4 anhidrat sesuai dengan persamaan reaksi :
MgSO4. xH2O --> MgSO4 + x H2O
Perbandingan koefisien = 1 : 1 : x
Jika diketahui Mr MgSO4 =120 dan Mr H2O = 18, maka nilai x adalah.....
Jawab :
Diketahui : Massa MgSO4. x H2O = 39 gr , Massa MgSO4 = 30 gr
Mr MgSO4 =120 , Mr H2O = 18
Ditanya : jumlah molekul hidrat ( x ) = ...?
Massa H2O = 39 – 30 = 9 gr
Mol MgSO4 = 30 gr : 120 = 0,25
Mol H2O = 9 gr : 18 = 0,5
Mol MgSO4 : Mol H2O = koefisien MgSO4 : koefisien H2O
0,25 : 0,5 = 1 : x
0,5 = 1 : x
X = 1 : 0,5 = 2
Maka jumlah molekul air = 2,
senyawa tersebut adalah MgSO4. 2 H2O
PENENTUAN KADAR UNSUR DALAM SENYAWA
Hukum
Proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa
selalu tetap, maka dapatlah kita menentukan perbandingan massa unsur
dalam suatu senyawa yang telah diketahui rumus kimianya. Maka untuk
suatu senyawa dengan rumus XmYn berlaku persamaan sebagai berikut :
Massa X = {( m x Ar X) / (Mr XmYn)} x massa XmYn
Dimana m = indeks zat X
Contoh soal :
1. Tentukan massa Al, S dan O dalam 171 kg senyawa Al2(SO4)3, jika diketahui Ar Al = 27, S = 32, O = 16.
Jawab : Mr Al2(SO4)3 = (2 x Ar Al) + ( 3 x Ar S) + ( 12 x Ar O)
= ( 2 x 27) + ( 3 x 32) + ( 12 x 16)
= 342
Indeks Al = 2
Indeks S = 3
Indeks O = 12
Massa Al = {(indeks Al x Ar Al) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3
= {( 2 x 27) : 342} x 171
= 27 kg
Massa S = {(indeks S x Ar S) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3
= {( 3 x 32) : 342} x 171
= 48 kg
Massa O = {(indeks O x Ar O) : Mr Al2(SO4)3} x massa Al2(SO4)3
= {( 12 x 16) : 342} x 171
= 96 kg
2.
Kadar molekul hidrat dalam senyawa FeSO4 . x H2O sebanyak 26,47 %. Jika
diketahui Mr FeSO4 = 152, dan Mr H2O = 18, maka tentukan jumlah molekul
hidrat dan rumus garam terhidrat tersebut !
Jawab : diketahui : % H2O = 26,47 %
Mr FeSO4 = 152, Mr H2O = 18
Ditanya : x = ..? , rumus garam terhidrat = ...?
% FeSO4 = 100 % - 26,47 % = 73,53 %
{( % FeSO4 : % H2O)} = {( Mr FeSO4 : ( indeks H2O x Mr H2O)}
( 73,53 : 26,47) = 152 : ( x . 18)
2,77 = 152 : 18x
18 x = 152 : 2,77
18 x = 54,9
X = 54,9 : 18
= 3
Jadi, jumlah molekul hidrat = 3,
rumus molekul garam terhidrat = FeSO4 . 3 H2O
PENENTUAN PEREAKSI PEMBATAS
Tahukah
kamu tentang reaksi kimia yang berlangsung secara stoikhiometri dan non
stoikhiometri ? Reaksi kimia yang berlangsung secara stoikhiometri
adalah jika semua reaktan (zat-zat yang bereaksi) habis bereaksi.
Sedangkan reaksi kimia yang berlangsung secara non stoikhiometri ada
terdapat reaktan yang bersisa ( tak habis bereaksi).
Maka penentuan jumlah mol zat-zat hasil reaksi haruslah berdasarkan jumlah mol reaktan yang habis bereaksi.
Reaktan
yang habis bereaksi disebut PEREAKSI PEMBATAS. Zat yang habis bereaksi
dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol dengan koefisien
reaksinya, kemudian pilihlah nilai yang paling kecil.
Contoh soal :
1.
Sebanyak 28 gr logam besi (Fe) direaksikan dengan 48 gr gas oksigen
(O2) menghasilkan Fe2O3, jika diketahui Ar Fe = 56 dan O = 16, persamaan
reaksi :
Fe + O2 --> Fe2O3 (reaksi belum setara)
maka tentukanlah :
a. massa Fe2O3
b. massa reaktan yang bersisa
jawab :
diketahui : massa Fe = 28 gr massa O2 = 48 gr
Ar Fe = 56 Ar O = 16
Mr Fe2O3 = ( 2 x Ar Fe) + ( 3 x Ar O) = ( 2 x 56) + ( 3 x 16) = 160
Mol Fe = gr : Mr = 28 : 56 = 0,5 mol
Mol O2 = gr : Mr = 48 : 16 = 1,5 mol
Penyetaraan reaksi : 4 Fe + 3 O2 --> 2 Fe2O3
Koefisien reaksi : 4 : 3 : 2
4 Fe + 3 O2 --> 2 Fe2O3
Mol Fe = 0,5
Mol O2 = 1,5
Mol zat / koefisien =
Mol Fe/koefisien = 0,5/4 = 0,125
Mol O2/koefisien = 1,5/3 = 0,5
Karena nilai pembagian jumlah mol terhadap koefisiennya lebih kecil,
maka Besi (Fe) adalah pereaksi pembatas.
Maka jumlah mol Fe2O3 = (koefisien Fe2O3 : koefisien Fe) x mol Fe
= ( 2 : 4 ) x 0,5 = 0,25 mol
Massa Fe2O3 = mol Fe2O3 x Mr Fe2O3
= 0,25 x 160 = 40 gr
Mol O2 yang bereaksi = (koefisien O2 : koefisien Fe) x mol Fe
= ( 3 / 4) x 0,5 = 0,375 mol
Massa O2 yang bereaksi = Mol O2 yang bereaksi x Mr O2
= 0,375 x 32
= 12 gr
Massa O2 yang bersisa = massa O2 awal - massa O2 yang bereaksi
= 48 - 12 = 36 gr
Jadi, reaktan yang bersisa adalah oksigen, dengan sisa sebanyak 36 gr.
BAB III
EVALUASI
3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)
3.1.1 Pilihan Ganda
1. Diantara rumus-rumus kimia di bawah ini, yang termasuk rumus empiris adalah….
A. C2H4
B. C2H6
C. CH3
D. C3H8
E. C6H12O6
2. Bila terdapat 5 gr CaCO3, maka jumlah mol zat tersebut adalah….(Ar Ca = 40, C =12, O =16)
A. 0,01 mol
B. 0,1 mol
C. 0,05 mol
D. 0,5 mol
E. 0,505 mol
3. Terdapat 14 gr Nitrogen (N2), maka jumlah molekul Nitrogen adalah …….(Ar N = 14)
A. 0,301 x 10 pangkat 23 molekul
B. 0,501 x 10 pangkat 23 molekul
C. 3,01 x 10 pangkat 23 molekul
D. 5, 01 x 10 pangkat 23 molekul
E. 6, 02 x 10 pangkat 23 molekul
4.
Pada keadaan standar (STP), volume dari gas metana (CH4) yang jumlah
massanya 32 gr adalah..................(Ar H = 1, C = 12)
A. 0,48 liter
B. 4,48 liter
C. 4,8 liter
D. 44,8 liter
E. 48,8 liter
5.
Pada suhu dan tekanan tertentu 0,5 mol gas oksigen volumenya 2 liter.
Maka, volume dari 1,5 mol gas hidrogen pada suhu dan tekanan yang sama
dengan gas oksigen tersebut adalah......
A. 0,5 liter
B. 1,5 liter
C. 2,0 liter
D. 4,0 liter
E. 6,0 liter
6. Terdapat 2 mol gas metana (CH4) yang bereaksi dengan 3 mol gas oksigen (O2) menurut persamaan reaksi berikut :
CH4 + 2 O2 --> CO2 + 2 H2O
Maka zat yang menjadi pereaksi pembatas adalah ........
A. CH4
B. O2
C. CO2
D. H2O
E. CH4 dan O2
7.
Sebanyak 0,5 mol logam Besi (Fe) direaksikan dengan 1,5 mol Oksigen
(O2) sehingga menghasilkan Fe2O3. Jika diketahui massa molekul relatif
(Mr) Fe2O3 adalah 160, maka massa Fe2O3 adalah ..................
A. 20 gr
B. 30 gr
C. 40 gr
D. 50 gr
E. 60 gr
8. Jika 39 gr MgSO4. xH2O dipanaskan, dihasilkan 30 gr MgSO4 anhidrat sesuai dengan persamaan reaksi :
MgSO4. x H2O ----> MgSO4 + xH2O
Jika diketahui Mr MgSO4 =120 dan Mr H2O = 18, maka nilai x adalah.....
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6
3.1.2 ESSAY TEST
1. Suatu analisis terhadap senyawa ion menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengandung
2,82
gr natrium (Na), 4,35 gr klorin (Cl), dan 7,83 gr oksigen (O2).
Tentukan rumus empiris senyawa tersebut ! ( diketahui Ar Na = 23, Cl =
35,5, O = 16)
2. Berapakah kadar oksigen dan hidrogen dalam air (H2O) ? ( diketahui Ar H = 1, O = 16)
3.
Sebanyak 2,7 gr Aluminium (Al) direaksikan dengan 49 gr asam sulfat (
H2SO4) encer sehingga menghasilkan aluminium sulfat ,Al2(SO4)3 dan
hidrogen, H2. ( Ar Al = 27, H = 1, S = 32, O = 16). Tentukan :
a. Persamaan reaksi
b. Pereaksi pembatas
c. Reaktan yang bersisa
BAB IV
PENUTUP
Dengan
selesainya modul 5 ini, kami sangat mengharapkan para peserta didik
benar-benar tuntas dalam pembelajaran Kimia kelas X semester satu dan
dapat melanjutkan pembelajaran di semester dua.
Akhir kata selamat
belajar, jadikanlah membaca buku pelajaran sebagai salah satu hobbimu,
semakin rajinlah mengkaji ulang pelajaran di rumah agar berhasil dalam
meraih cita-cita.
Minggu, 20 Juli 2014
MODUL III (ANALISIS KIMIA DASAR)
TATA NAMA SENYAWA DAN
PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang tata nama senyawa dan reaksi kimia sederhana.
Dengan mengetahui nama-nama senyawa serta beberapa reaksi kimia sederhana, diharapkan siswa termotivasi untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia, yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula menimbulkan sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
4. Menyetarakan reaksi sederhana.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya
E. INDIKATOR
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
4. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.
F. Cek Kemampuan Dasar
1. Tuliskan lambang kimia dari senyawa seperti air, air aki, dan garam dapur.
Jawab :………………………………………………………………
2. Tuliskan nama senyawa yang memberi rasa manis pada tebu ?
Jawab :…………………………………………………………
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa biner.
2. Siswa mendiskusikan tentang beberapa contoh senyawa biner serta aturan penamaannya.
3. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa poliatom.
4. Siswa mendiskusikan beberapa contoh senyawa poliatom serta aturan penamaannya dan cara penamaan beberapa senyawa organik sederhana.
5. Penjelasan singkat dari guru tentang konsep dasar menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana.
6. Siswa mendiskusikan cara-cara penyetaraan reaksi kimia sederhana.
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Rumus kimia unsur yang terdiri atas satu atom (monoatomik) sama dengan lambang atom unsur tersebut. Umumnya unsur monoatomik adalah logam dan gas mulia, seperti Fe (besi), Mg (magnesium), Ag (perak), Au (emas), Zn (seng), He (gas helium), Ar (gas argon) dan lain-lain.
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa tersebut. Rumus molekul digolongkan menjadi dua, yaitu rumus molekul unsur dan rumus molekul senyawa.
Rumus molekul unsur adalah rumus yang menyatakan gabungan atom-atom yang sama, yang membentuk molekul. Rumus molekul unsur terbagi pula menjadi dua, yaitu molekul diatomik dan poliatomik.
Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2, H2, O2, Br2, Cl2, F2, dan lain-lain.
Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang), P4 (fosfor).
Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau lebih yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2, HCl, NaCl, FeCl3, C6H12O6, Mg(OH)2, CO(NH2)2, NaNO3, Na2SO4 . 5 H2O, dan lain-lain.
Untuk menyatakan jumlah unsur atau molekul, digunakan koefisien berupa angka yang mendahului rumus kimia. Contoh : Fe artinya 1 atom besi, 4 Fe artinya 4 atom besi, 3 O2 artinya 3 molekul oksigen, 5 H2O artinya 5 molekul air, dan lain-lain.
Contoh soal : Berapakah jumlah seluruh atom dalam 2 molekul CuSO4 . 5 H2O ?
Jawab:
2 x 1 atom Cu = 2 atom Cu
2 x 1 atom S = 2 atom S
2 x 4 atom O = 8 atom O
2 x 10 atom H = 20 atom H
2 x 5 atom O = 10 atom O
Jumlah atom = 42
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom penyusun suatu molekul. Contoh : perbandingan jumlah C, H, dan O dalam gula (C6H12O6) = 6 : 12 : 6 = 1 : 2 : 1 ;
Jadi, rumus empiris C6H12O6 adalah CH2O.
Contoh-contoh soal :
1. Apa artinya penulisan berikut ini ?
a. 6 Cu
b. 2 Cl2
c. 3 NH3
d. 7 H2O
Jawab :
a. 6 atom Cu (tembaga)
b. 2 molekul gas klor (Cl)
c. 3 molekul amonia
d. 7 molekul air
2. Tentukan rumus molekul senyawa-senyawa berikut !
a. (CH2O)n dengan n = 5
b. CnH2nO2 dengan n = 3
c. CnH2n+1OH dengan n = 6
Jawab :
a. (CH2O)5 = C5H10O5, 1 atom C x 5 = 5; 2 atom H x 5 = 10; 1 atom O x 5 = 5
b. CnH2nO2 = C3H6O2, 1 atom C x 3 = 3; 2 atom H x 3 = 6
c. CnH2n+1OH = C6H13OH, 1 atom C x 6 = 6; 2 atom H x 6 = 12 + 1 = 13
3. Tentukan rumus empiris senyawa-senyawa berikut !
a. C4H8O4
b. C5H10
Jawab :
a. Perbandingan atom C : H : O = 4 : 8 : 4 = 1 : 2 : 1, jadi rumusnya CH2O
b. Perbandingan atom C : H = 5 : 10 = 1 : 2, jadi rumusnya CH2
TATA NAMA SENYAWA BINER
Dalam tata nama senyawa biner, diperlukan informasi tentang bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi dari suatu senyawa, karena itu, kita harus mempelajari terlebih dahulu tentang Bilangan Oksidasi.
BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan suatu molekul atau ion. Nilainya bisa positif (+) ataupun negatif (-). Berikut ini beberapa ketentuan umum dalam penetapan b.o. :
1. b.o. unsur bebas dalam bentuk monoatomik maupun poliatomik memiliki harga NOL (0). Contoh : b.o. Fe = 0, b.o. H2 = 0, b.o. C = 0, b.o. O2 = 0
2. b.o. atom Logam memiliki harga sesuai dengan nomor golongannya, kecuali untuk logam transisi. Contoh : logam golongan I A : Li, Na , K memiliki b.o. = +1
Logam golongan II A : Be, Mg, Ca, Sr, Ba memiliki b.o. = +2
Logam golongan III A : Al, Ga memiliki b.o. = +3
3. b.o. atom Hidrogen (H) selalu +1, kecuali pada NaH, b.o. H = -1
4. b.o. atom Oksigen (O) selalu -2, kecuali pada OF2 , b.o. O = +2,
pada H2O2 ,b.o. O = -1, pada K2O , b.o. O = - ½
5. Jumlah seluruh b.o. atom-atom penyusun suatu ion sama dengan muatan ion tersebut. Contoh : b.o. ion S2- = -2, b.o. ion Fe3+ = +3,
b.o. ion Cr2O72- = -2,
6. Jumlah b.o. unsur-unsur pembentuk senyawa netral = NOL (0).
Contoh :
a. pada H2O, b.o. nya nol dimana (2 x b.o. H) + (1 x b.o.O) = < 2 x (+1)> + < 1 x (-2)>
= 2 + (-2) = 0.
b. pada Al(OH)3 , b.o. nya nol dimana (1 x b.o. Al) + (3 x b.o.H) + (3 x b.o. H)
= < 1 x (+3)> + < 3 x (-2)> + <3 x (+1)>
= 3 + (-6) + 3 = 0.
Contoh-contoh soal :
1. Tentukan b.o. atom unsur yang di cetak tebal- miring berikut ini:
a. N2O5
b. MnO4-
c. Na2SO4
d. Al2(SO4)3
Jawab :
a. Muatan N2O5 = ( 2 x b.o. N) + (5 x b.o. O)
0 = (2 x m ) + < 5 x (-2)>
0 = 2 m + (-10)
2 m = 10
m = 10 / 2 = 5
Jadi, b.o. N pada N2O5 = +5
b. Muatan MnO4- = (1 x b.o. Mn) + (4 x b.o. O)
-1 = (1 x m ) + < 4 x (-2)>
-1 = m + ( -8)
m = -1 + 8
m = 7
Jadi, b.o. Mn pada MnO4- = +7
c. Muatan Na2SO4 = ( 2 x b.o. Na) + ( 1 x b.o. S) + ( 4 x b.o. O)
0 = < 2 x (+1)> + (1 x m ) + < 4 x (-2)>
0 = 2 + m + (-8)
m = 8 – 2
m = 6
Jadi, b.o. S pada Na2SO4 = +6
d. Muatan Al2(SO4)3 = (2 x b.o. Al) + (3 x b.o. S) + ( 12 x b.o. O)
0 = <2 x (+3)> + ( 3 x m) + < 12 x (-2)>
0 = 6 + 3 m + (-24)
3 m = 6 + (-24)
3 m = - 18
m = - 18 / 3 = -6
Jadi, b.o. S pada Al2(SO4)3 = -6
Nah, kita dapat memulai untuk mempelajari tata nama senyawa biner.
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur logam dan nonlogam :
Secara umum, jika kation (ion +) dan anion (ion -) pembentuk senyawa dimisalkan dengan Ay+ dan Bx- , maka akan membentuk senyawa : AxBy,
contohnya :
1. Kation Na+ , y = 1 ; anion O2- , x = 2 , maka akan membentuk senyawa Na2O
2. Kation Ba2+ , y = 2 ; anion Cl- , x = 1, maka akan membentuk senyawa BaCl2
Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :
1. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran –ida.
Contoh :
NaCl = Natrium Klorida
CaF2 = Kalsium Fluorida
Al2S3 = Aluminium Sulfida
2. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung, contohnya :
FeSO4 , muatan Fe = 2+, maka namanya : Besi (II)Sulfat (SO42- = ion sulfat)
FeCl3 , muatan Fe = 3+ , maka namanya : Besi (III)Klorida
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur-unsur nonlogam :
1. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif, dan ditambah dengan akhiran –ida. Contohnya :
NO = Nitrogen (II) Oksida , b.o. N = +2, b.o. O = -2 (O = oksigen, diganti menjadi Oksida)
NO2 = Nitrogen (IV) Oksida , b.o. N = +4
SO2 = Belerang (IV) Oksida , b.o. S = +4
SO3 = Belerang (VI) Oksida , b.o. S = +6
2. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama. Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran –ida. Contohnya :
N2O = Dinitrogen Oksida, jumlah atom 2 = di
N2O5 = Dinitrogen pentaoksida, jumlah atom 2 = di, jumlah atom 5 = penta
P2O3 = Difosfor trioksida , jumlah atom 2 = di, jumlah atom 3 = tri
TATA NAMA SENYAWA POLIATOM
Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran –at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran –it. Contohnya :
* K2SO4 = Kalium Sulfat (b.o. S pada SO4 = +6)
* K2SO3 = Kalium Sulfit (b.o. S pada SO3 = +4)
* Na3PO4 = Natrium Pospat (b.o. P pada PO4 = +5)
* Na3PO3 = Natrium Pospit (b.o. P pada PO3 = +3)
TATA NAMA ASAM DAN BASA
A. TATA NAMA ASAM
Zat asam adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan ion H+ ketika larut di dalam air. Senyawa asam terdiri dari molekul biner dan molekul poli atom.
Untuk asam biner, tata namanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen, lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
Contoh : HF namanya : asam Fluorida, HCl namanya asam klorida, HI namanya asam Iodida, H2S namanya asam sulfida.
Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o. kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi akhiran at.
Contoh :
1. HNO2 , b.o. H = +1, b.o. O = 2 x -2 = -4, b.o. N = +3, namanya asam nitrit.
2. HNO3 , b.o. H = +1, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. N = +5, namanya asam nitrat.
3. H2SO3 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. S = +4, namanya asam sulfit.
4. H2SO4 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 4 x -2 = -8, b.o. S = +6, namanya asam sulfat.
B. TATA NAMA BASA
Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang terbentuk dari oksida logam dengan air, contoh : NaOH, KOH, Ca(OH)2.
Tata nama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan kata Hidroksida. Contoh : NaOH, namanya Natrium Hidroksida; KOH, namanya Kalium Hidroksida; LiOH, namanya Litium Hidroksida; Ba(OH)2, namanya Barium Hidroksida.
C. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK SEDERHANA
Tata nama senyawa organik telah disepakati secara internasional menurut aturan IUPAC, ada rumus-rumus tertentu untuk memberi penamaannya.
Berikut contoh senyawa organik sederhana yang tergolong senyawa Hidrokarbon misalnya dari kelompok Alkana, rumus umumnya : CnH2n+2.
Contoh :
Jumlah Atom C=1,Rumus Senyawa = CH4, Nama Senyawa : Metana
Jumlah Atom C=2,Rumus Senyawa = C2H6, Nama Senyawa : Etana
Jumlah Atom C=3,Rumus Senyawa = C3H8, Nama Senyawa : Propana
Lebih lanjut tentang tata nama senyawa organik akan dipelajari pada semester 2 dan 5.
PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi kimia. Reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan zat baru yang sifat-sifatnya sangat berbeda dari zat semula. Contoh reaksi kimia : nasi basi, besi berkarat, susu asam, tempe yang dibuat dari kedelai.
Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
Contoh :
HCl + NaOH --> NaCl + H2O
Zat-zat pereaksi (reaktan) : HCl dan NaOH
Zat-zat hasil reaksi : NaCl dan H2O
Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D
dimana :
A dan B = zat-zat pereaksi (reaktan)
C dan D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien
Dasar penyetaraan reaksi adalah Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier), yang menyatakan bahwa :
Jumlah massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan jumlah massa zat-zat sesudah reaksi
Contoh :
1. Setarakan persamaan reaksi berikut :
C2H6 + O2 --> CO2 + H2O
Jawab:
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 2,
karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1
maka CO2 harus di x 2.
Persamaan reaksi menjadi : C2H6 + O2 --> 2 CO2 + H2O
b. Jumlah atom H di kiri tanda panah = 6, karena jumlah atom H di kanan tanda panah = 2 maka H2O harus di x 3.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
c. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 2, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 7 maka O2 harus di x 7/2.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + 7/2 O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
d. Agar tidak terjadi pecahan seperti 7/2, maka keseluruhan persamaan reaksi di kali
2. Maka persamaan reaksi menjadi :
2 C2H6 + 7 O2 --> 4 CO2 + 6 H2O
Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X2 = 4, di Ruas Kanan = 4
Atom H, di Ruas Kiri = 2X6 = 12, di Ruas Kanan = 6X2 = 12
Atom O, di Ruas Kiri = 7X2 = 14, di Ruas Kanan = (4X2) + (6X1) = 8 + 6 = 14
2. Setarakan persamaan reaksi berikut :
CO + O2 --> CO2
Jawab :
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 1, karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1 maka tak ada zat yang harus dikali karena sudah sama jumlahnya.
b. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 3, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 2 maka O2 harus di x 1/2.
Persamaan reaksi menjadi :
CO + 1/2 O2 --> CO2
c. Agar tidak terjadi pecahan seperti 1/2 maka keseluruhan persamaan reaksi di kali 2. Maka persamaan reaksi menjadi :
2 CO + O2 --> 2 CO2
Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X1 = 2, di Ruas Kanan 2X1 = 2
Atom O, di Ruas Kiri = (2X1) + (1x2) = 4, di Ruas Kanan = 2X2 = 4
RANGKUMAN
1. Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa tersebut.
2. Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2, H2, O2.
3. Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang).
4. Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau lebih yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2.
5. Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom penyusun suatu molekul.
6. Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan suatu molekul atau ion.
7. Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :
a. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran –ida.
b. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung.
c. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif, dan ditambah dengan akhiran –ida.
d. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama. Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran –ida.
8. Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran –at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran –it.
9. Untuk asam biner, tatanamanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen, lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
10. Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o. kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi akhiran at.
11. Tatanama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan kata Hidroksida.
12. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi kimia.
13. Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
14. Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D
BAB III
EVALUASI
3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)
3.1.1 Pilihan Ganda
1. Zat-zat berikut ini yang merupakan senyawa adalah ….
A. He
B. Ne
C. CO2
D. O2
E. H2
2. Zat-zat berikut yang merupakan molekul biner adalah …..
A. HClO
B. H2O
C. Al2(SO4)3
D. K2SO4
E. Na2S2O3
3. Besi, emas, perak, seng, air raksa termasuk…..
A. Senyawa biner
B. Senyawa poliatom
C. Unsur
D. Molekul poliatom
E. Senyawa Ion
4. Nama senyawa BaCl2 adalah ….
A. Barium Klorida
B. Boron Klorida
C. Barium diklorida
D. Monobarium klorida
E. Monobarium diklorida
5. Nama senyawa P2O5 adalah ….
A. Fosfor pentaoksida
B. Difosfor oksida
C. Difosfor trioksida
D. pentafosfor dioksida
E. Difosfor pentaoksida
6. Nama senyawa asam HNO2 dan HNO3 berturut-turut adalah …….
A. Basa nitrat, basa nitrit
B. Asam nitrat, asam nitrit
C. Asam nitrit, asam nitrat
D. Basa nitrit, asam nitrat
E. Asam nitrit, basa nitrat
7. Nama senyawa C3H8 adalah ….
A. Propena
B. Propuna
C. Propil
D. Propana
E. Propendiena
8. Senyawa belerang (IV) oksida mempunyai rumus molekul ………..
A. SO2
B. SO
C. SO3
D. SO4
E. S2O
9. Nama senyawa FeCl3 adalah …..
A. Besi klorida
B. Besi (III) klorida
C. Besi (II) klorida
D. Feri klorin
E. Fero klorin
10. Agar setara maka persamaan reaksi berikut harus memiliki koefisien ……
N2 + H2 --> NH3
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 3
C. 1, 3, 2
D. 2, 1, 3
E. 2, 1, 2
3.1.2 Essay
1. Hitunglah bilangan oksidasi N pada :
a. NO
b. NO2
c. N2O5
2. Berilah nama senyawa berikut :
a. NO
b. NO2
c. N2O5
3. Berilah 3 contoh senyawa biner, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
4. Berilah 3 contoh senyawa poliatom, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
5. Berilah 3 contoh senyawa asam, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
6. Berilah 3 contoh senyawa basa, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
7. Setarakan persamaan reaksi kimia berikut : C3H8 + O2 --> CO2 + H2O
3.2. Tugas rumah
1. Tentukan biloks Mn pada senyawa-senyawa berikut :
a. MnO
b. MnO2
c. Mn2O3
2. Berilah nama-nama senyawa berikut :
a. MnO2
b. K2S
c. Ba(OH)2
d. H2SO3
e. AlCl3
3. Setarakan persamaan reaksi berikut :
a. S + O2 --> SO3
b. CH4 + O2 --> CO2 + H2O
c. Zn + HCl --> ZnCl2 + H2
BAB IV
PENUTUP
Dengan selesainya modul 3 ini, kami sangat mengharapkan para peserta didik benar-benar tuntas dalam pembelajaran tentang Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana. Sehingga dapat melanjutkan ke modul 4 tentang Hukum-hukum Dasar dan Perhitungan Kimia.
Akhir kata selamat belajar, jadikanlah membaca buku pelajaran sebagai salah satu hobbimu, semakin rajinlah mengkaji ulang pelajaran di rumah agar berhasil dalam meraih cita-cita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga.
2. Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung. Grafindo Media Pratama.
PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini disusun untuk memberikan pengenalan tentang tata nama senyawa dan reaksi kimia sederhana.
Dengan mengetahui nama-nama senyawa serta beberapa reaksi kimia sederhana, diharapkan siswa termotivasi untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu kimia, yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat pula menimbulkan sikap ilmiah para siswa.
B. Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul dikombinasikan dengan buku paket sebagai literatur utama maupun media pembelajaran lainnya.
C. Tujuan
Pada akhir pembelajaran siswa mampu :
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
4. Menyetarakan reaksi sederhana.
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya
E. INDIKATOR
1. Menuliskan nama senyawa biner.
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik.
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana.
4. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya.
F. Cek Kemampuan Dasar
1. Tuliskan lambang kimia dari senyawa seperti air, air aki, dan garam dapur.
Jawab :………………………………………………………………
2. Tuliskan nama senyawa yang memberi rasa manis pada tebu ?
Jawab :…………………………………………………………
BAB II
PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
1. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa biner.
2. Siswa mendiskusikan tentang beberapa contoh senyawa biner serta aturan penamaannya.
3. Penjelasan singkat dari guru tentang rumusan penamaan senyawa poliatom.
4. Siswa mendiskusikan beberapa contoh senyawa poliatom serta aturan penamaannya dan cara penamaan beberapa senyawa organik sederhana.
5. Penjelasan singkat dari guru tentang konsep dasar menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana.
6. Siswa mendiskusikan cara-cara penyetaraan reaksi kimia sederhana.
B. Kegiatan Belajar
B.1. Uraian Materi
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Rumus kimia unsur yang terdiri atas satu atom (monoatomik) sama dengan lambang atom unsur tersebut. Umumnya unsur monoatomik adalah logam dan gas mulia, seperti Fe (besi), Mg (magnesium), Ag (perak), Au (emas), Zn (seng), He (gas helium), Ar (gas argon) dan lain-lain.
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa tersebut. Rumus molekul digolongkan menjadi dua, yaitu rumus molekul unsur dan rumus molekul senyawa.
Rumus molekul unsur adalah rumus yang menyatakan gabungan atom-atom yang sama, yang membentuk molekul. Rumus molekul unsur terbagi pula menjadi dua, yaitu molekul diatomik dan poliatomik.
Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2, H2, O2, Br2, Cl2, F2, dan lain-lain.
Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang), P4 (fosfor).
Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau lebih yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2, HCl, NaCl, FeCl3, C6H12O6, Mg(OH)2, CO(NH2)2, NaNO3, Na2SO4 . 5 H2O, dan lain-lain.
Untuk menyatakan jumlah unsur atau molekul, digunakan koefisien berupa angka yang mendahului rumus kimia. Contoh : Fe artinya 1 atom besi, 4 Fe artinya 4 atom besi, 3 O2 artinya 3 molekul oksigen, 5 H2O artinya 5 molekul air, dan lain-lain.
Contoh soal : Berapakah jumlah seluruh atom dalam 2 molekul CuSO4 . 5 H2O ?
Jawab:
2 x 1 atom Cu = 2 atom Cu
2 x 1 atom S = 2 atom S
2 x 4 atom O = 8 atom O
2 x 10 atom H = 20 atom H
2 x 5 atom O = 10 atom O
Jumlah atom = 42
Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom penyusun suatu molekul. Contoh : perbandingan jumlah C, H, dan O dalam gula (C6H12O6) = 6 : 12 : 6 = 1 : 2 : 1 ;
Jadi, rumus empiris C6H12O6 adalah CH2O.
Contoh-contoh soal :
1. Apa artinya penulisan berikut ini ?
a. 6 Cu
b. 2 Cl2
c. 3 NH3
d. 7 H2O
Jawab :
a. 6 atom Cu (tembaga)
b. 2 molekul gas klor (Cl)
c. 3 molekul amonia
d. 7 molekul air
2. Tentukan rumus molekul senyawa-senyawa berikut !
a. (CH2O)n dengan n = 5
b. CnH2nO2 dengan n = 3
c. CnH2n+1OH dengan n = 6
Jawab :
a. (CH2O)5 = C5H10O5, 1 atom C x 5 = 5; 2 atom H x 5 = 10; 1 atom O x 5 = 5
b. CnH2nO2 = C3H6O2, 1 atom C x 3 = 3; 2 atom H x 3 = 6
c. CnH2n+1OH = C6H13OH, 1 atom C x 6 = 6; 2 atom H x 6 = 12 + 1 = 13
3. Tentukan rumus empiris senyawa-senyawa berikut !
a. C4H8O4
b. C5H10
Jawab :
a. Perbandingan atom C : H : O = 4 : 8 : 4 = 1 : 2 : 1, jadi rumusnya CH2O
b. Perbandingan atom C : H = 5 : 10 = 1 : 2, jadi rumusnya CH2
TATA NAMA SENYAWA BINER
Dalam tata nama senyawa biner, diperlukan informasi tentang bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi dari suatu senyawa, karena itu, kita harus mempelajari terlebih dahulu tentang Bilangan Oksidasi.
BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan suatu molekul atau ion. Nilainya bisa positif (+) ataupun negatif (-). Berikut ini beberapa ketentuan umum dalam penetapan b.o. :
1. b.o. unsur bebas dalam bentuk monoatomik maupun poliatomik memiliki harga NOL (0). Contoh : b.o. Fe = 0, b.o. H2 = 0, b.o. C = 0, b.o. O2 = 0
2. b.o. atom Logam memiliki harga sesuai dengan nomor golongannya, kecuali untuk logam transisi. Contoh : logam golongan I A : Li, Na , K memiliki b.o. = +1
Logam golongan II A : Be, Mg, Ca, Sr, Ba memiliki b.o. = +2
Logam golongan III A : Al, Ga memiliki b.o. = +3
3. b.o. atom Hidrogen (H) selalu +1, kecuali pada NaH, b.o. H = -1
4. b.o. atom Oksigen (O) selalu -2, kecuali pada OF2 , b.o. O = +2,
pada H2O2 ,b.o. O = -1, pada K2O , b.o. O = - ½
5. Jumlah seluruh b.o. atom-atom penyusun suatu ion sama dengan muatan ion tersebut. Contoh : b.o. ion S2- = -2, b.o. ion Fe3+ = +3,
b.o. ion Cr2O72- = -2,
6. Jumlah b.o. unsur-unsur pembentuk senyawa netral = NOL (0).
Contoh :
a. pada H2O, b.o. nya nol dimana (2 x b.o. H) + (1 x b.o.O) = < 2 x (+1)> + < 1 x (-2)>
= 2 + (-2) = 0.
b. pada Al(OH)3 , b.o. nya nol dimana (1 x b.o. Al) + (3 x b.o.H) + (3 x b.o. H)
= < 1 x (+3)> + < 3 x (-2)> + <3 x (+1)>
= 3 + (-6) + 3 = 0.
Contoh-contoh soal :
1. Tentukan b.o. atom unsur yang di cetak tebal- miring berikut ini:
a. N2O5
b. MnO4-
c. Na2SO4
d. Al2(SO4)3
Jawab :
a. Muatan N2O5 = ( 2 x b.o. N) + (5 x b.o. O)
0 = (2 x m ) + < 5 x (-2)>
0 = 2 m + (-10)
2 m = 10
m = 10 / 2 = 5
Jadi, b.o. N pada N2O5 = +5
b. Muatan MnO4- = (1 x b.o. Mn) + (4 x b.o. O)
-1 = (1 x m ) + < 4 x (-2)>
-1 = m + ( -8)
m = -1 + 8
m = 7
Jadi, b.o. Mn pada MnO4- = +7
c. Muatan Na2SO4 = ( 2 x b.o. Na) + ( 1 x b.o. S) + ( 4 x b.o. O)
0 = < 2 x (+1)> + (1 x m ) + < 4 x (-2)>
0 = 2 + m + (-8)
m = 8 – 2
m = 6
Jadi, b.o. S pada Na2SO4 = +6
d. Muatan Al2(SO4)3 = (2 x b.o. Al) + (3 x b.o. S) + ( 12 x b.o. O)
0 = <2 x (+3)> + ( 3 x m) + < 12 x (-2)>
0 = 6 + 3 m + (-24)
3 m = 6 + (-24)
3 m = - 18
m = - 18 / 3 = -6
Jadi, b.o. S pada Al2(SO4)3 = -6
Nah, kita dapat memulai untuk mempelajari tata nama senyawa biner.
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur logam dan nonlogam :
Secara umum, jika kation (ion +) dan anion (ion -) pembentuk senyawa dimisalkan dengan Ay+ dan Bx- , maka akan membentuk senyawa : AxBy,
contohnya :
1. Kation Na+ , y = 1 ; anion O2- , x = 2 , maka akan membentuk senyawa Na2O
2. Kation Ba2+ , y = 2 ; anion Cl- , x = 1, maka akan membentuk senyawa BaCl2
Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :
1. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran –ida.
Contoh :
NaCl = Natrium Klorida
CaF2 = Kalsium Fluorida
Al2S3 = Aluminium Sulfida
2. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung, contohnya :
FeSO4 , muatan Fe = 2+, maka namanya : Besi (II)Sulfat (SO42- = ion sulfat)
FeCl3 , muatan Fe = 3+ , maka namanya : Besi (III)Klorida
Jika senyawa biner terbentuk dari unsur-unsur nonlogam :
1. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif, dan ditambah dengan akhiran –ida. Contohnya :
NO = Nitrogen (II) Oksida , b.o. N = +2, b.o. O = -2 (O = oksigen, diganti menjadi Oksida)
NO2 = Nitrogen (IV) Oksida , b.o. N = +4
SO2 = Belerang (IV) Oksida , b.o. S = +4
SO3 = Belerang (VI) Oksida , b.o. S = +6
2. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama. Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran –ida. Contohnya :
N2O = Dinitrogen Oksida, jumlah atom 2 = di
N2O5 = Dinitrogen pentaoksida, jumlah atom 2 = di, jumlah atom 5 = penta
P2O3 = Difosfor trioksida , jumlah atom 2 = di, jumlah atom 3 = tri
TATA NAMA SENYAWA POLIATOM
Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran –at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran –it. Contohnya :
* K2SO4 = Kalium Sulfat (b.o. S pada SO4 = +6)
* K2SO3 = Kalium Sulfit (b.o. S pada SO3 = +4)
* Na3PO4 = Natrium Pospat (b.o. P pada PO4 = +5)
* Na3PO3 = Natrium Pospit (b.o. P pada PO3 = +3)
TATA NAMA ASAM DAN BASA
A. TATA NAMA ASAM
Zat asam adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan ion H+ ketika larut di dalam air. Senyawa asam terdiri dari molekul biner dan molekul poli atom.
Untuk asam biner, tata namanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen, lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
Contoh : HF namanya : asam Fluorida, HCl namanya asam klorida, HI namanya asam Iodida, H2S namanya asam sulfida.
Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o. kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi akhiran at.
Contoh :
1. HNO2 , b.o. H = +1, b.o. O = 2 x -2 = -4, b.o. N = +3, namanya asam nitrit.
2. HNO3 , b.o. H = +1, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. N = +5, namanya asam nitrat.
3. H2SO3 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 3 x -2 = -6, b.o. S = +4, namanya asam sulfit.
4. H2SO4 , b.o. H = 2 x +1 = +2, b.o. O = 4 x -2 = -8, b.o. S = +6, namanya asam sulfat.
B. TATA NAMA BASA
Senyawa basa termasuk senyawa poliatom yang terbentuk dari oksida logam dengan air, contoh : NaOH, KOH, Ca(OH)2.
Tata nama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan kata Hidroksida. Contoh : NaOH, namanya Natrium Hidroksida; KOH, namanya Kalium Hidroksida; LiOH, namanya Litium Hidroksida; Ba(OH)2, namanya Barium Hidroksida.
C. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK SEDERHANA
Tata nama senyawa organik telah disepakati secara internasional menurut aturan IUPAC, ada rumus-rumus tertentu untuk memberi penamaannya.
Berikut contoh senyawa organik sederhana yang tergolong senyawa Hidrokarbon misalnya dari kelompok Alkana, rumus umumnya : CnH2n+2.
Contoh :
Jumlah Atom C=1,Rumus Senyawa = CH4, Nama Senyawa : Metana
Jumlah Atom C=2,Rumus Senyawa = C2H6, Nama Senyawa : Etana
Jumlah Atom C=3,Rumus Senyawa = C3H8, Nama Senyawa : Propana
Lebih lanjut tentang tata nama senyawa organik akan dipelajari pada semester 2 dan 5.
PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi kimia. Reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan zat baru yang sifat-sifatnya sangat berbeda dari zat semula. Contoh reaksi kimia : nasi basi, besi berkarat, susu asam, tempe yang dibuat dari kedelai.
Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
Contoh :
HCl + NaOH --> NaCl + H2O
Zat-zat pereaksi (reaktan) : HCl dan NaOH
Zat-zat hasil reaksi : NaCl dan H2O
Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D
dimana :
A dan B = zat-zat pereaksi (reaktan)
C dan D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien
Dasar penyetaraan reaksi adalah Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier), yang menyatakan bahwa :
Jumlah massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan jumlah massa zat-zat sesudah reaksi
Contoh :
1. Setarakan persamaan reaksi berikut :
C2H6 + O2 --> CO2 + H2O
Jawab:
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 2,
karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1
maka CO2 harus di x 2.
Persamaan reaksi menjadi : C2H6 + O2 --> 2 CO2 + H2O
b. Jumlah atom H di kiri tanda panah = 6, karena jumlah atom H di kanan tanda panah = 2 maka H2O harus di x 3.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
c. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 2, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 7 maka O2 harus di x 7/2.
Persamaan reaksi menjadi :
C2H6 + 7/2 O2 --> 2 CO2 + 3 H2O
d. Agar tidak terjadi pecahan seperti 7/2, maka keseluruhan persamaan reaksi di kali
2. Maka persamaan reaksi menjadi :
2 C2H6 + 7 O2 --> 4 CO2 + 6 H2O
Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X2 = 4, di Ruas Kanan = 4
Atom H, di Ruas Kiri = 2X6 = 12, di Ruas Kanan = 6X2 = 12
Atom O, di Ruas Kiri = 7X2 = 14, di Ruas Kanan = (4X2) + (6X1) = 8 + 6 = 14
2. Setarakan persamaan reaksi berikut :
CO + O2 --> CO2
Jawab :
a. Jumlah atom C di kiri tanda panah = 1, karena jumlah atom C di kanan tanda panah = 1 maka tak ada zat yang harus dikali karena sudah sama jumlahnya.
b. Jumlah atom O di kiri tanda panah = 3, karena jumlah atom O di kanan tanda panah = 2 maka O2 harus di x 1/2.
Persamaan reaksi menjadi :
CO + 1/2 O2 --> CO2
c. Agar tidak terjadi pecahan seperti 1/2 maka keseluruhan persamaan reaksi di kali 2. Maka persamaan reaksi menjadi :
2 CO + O2 --> 2 CO2
Cek n ricek :
Atom C, di Ruas Kiri = 2X1 = 2, di Ruas Kanan 2X1 = 2
Atom O, di Ruas Kiri = (2X1) + (1x2) = 4, di Ruas Kanan = 2X2 = 4
RANGKUMAN
1. Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa tersebut.
2. Molekul diatomik adalah molekul yang terbentuk dari dua atom yang sama, contoh N2, H2, O2.
3. Molekul poliatomik adalah tiga atom yang sama atau lebih bergabung membentuk sebuah molekul. Contohnya O3 (ozon), S8 (belerang).
4. Rumus molekul senyawa menyatakan rumus senyawa yang tersusun atas dua atom atau lebih yang berbeda yang membentuk molekul. Contohnya H2O, NO2, CO2.
5. Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom penyusun suatu molekul.
6. Bilangan oksidasi (b.o.) adalah banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan suatu molekul atau ion.
7. Aturan pemberian nama serta penulisan dari senyawa biner adalah sebagai berikut :
a. Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu b.o. (misalnya unsur gol. IA, IIA, IIIA) maka nama logam ditulis dahulu diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran –ida.
b. Senyawa yang unsur logamnya memiliki b.o. lebih dari satu, muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung.
c. Non logam yang memiliki b.o. positif dituliskan lebih dahulu. B.O. ditulis dengan angka romawi dalam tanda kurung. Lalu diikuti dengan nama non logam yang memiliki b.o. negatif, dan ditambah dengan akhiran –ida.
d. Jumlah unsur pertama dituliskan lebih dahulu, diikuti dengan nama unsur pertama. Kemudian tuliskan jumlah unsur kedua, diikuti dengan namanya dan diberi akhiran –ida.
8. Senyawa poliatom terbentuk oleh lebih dari dua jenis atom yang berbeda. Cara memberi namanya, kation (ion +) disebut lebih dahulu, diikuti oleh nama anion (ion -). Anion poliatom yang mengandung Oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki b.o. besar, diberi akhiran –at, yang memiliki b.o. kecil diberi akhiran –it.
9. Untuk asam biner, tatanamanya adalah dengan menyebut asam sebagai pengganti hidrogen, lalu menyebut nama atom berikutnya dengan diakhiri kata ida.
10. Untuk asam poliatom, tatanamanya adalah : asam yang unsur nonlogamnya memiliki b.o. kecil, maka nama ionnya diberi akhiran it, jika b.o. unsur nonlogamnya besar maka diberi akhiran at.
11. Tatanama senyawa basa yaitu dengan cara menyebut nama logamnya, lalu diikuti dengan kata Hidroksida.
12. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan terjadinya suatu reaksi kimia.
13. Zat-zat pereaksi atau reaktan, adalah zat-zat yang bereaksi, dan terletak di sebelah kiri tanda panah, sedangkan zat-zat hasil reaksi terletak di sebelah kanan tanda panah.
14. Secara umum persamaan reaksi dapat dituliskan sbb :
p A + q B --> r C + s D
BAB III
EVALUASI
3.1. Latihan Soal-Soal ( Pilihan ganda dan Essay)
3.1.1 Pilihan Ganda
1. Zat-zat berikut ini yang merupakan senyawa adalah ….
A. He
B. Ne
C. CO2
D. O2
E. H2
2. Zat-zat berikut yang merupakan molekul biner adalah …..
A. HClO
B. H2O
C. Al2(SO4)3
D. K2SO4
E. Na2S2O3
3. Besi, emas, perak, seng, air raksa termasuk…..
A. Senyawa biner
B. Senyawa poliatom
C. Unsur
D. Molekul poliatom
E. Senyawa Ion
4. Nama senyawa BaCl2 adalah ….
A. Barium Klorida
B. Boron Klorida
C. Barium diklorida
D. Monobarium klorida
E. Monobarium diklorida
5. Nama senyawa P2O5 adalah ….
A. Fosfor pentaoksida
B. Difosfor oksida
C. Difosfor trioksida
D. pentafosfor dioksida
E. Difosfor pentaoksida
6. Nama senyawa asam HNO2 dan HNO3 berturut-turut adalah …….
A. Basa nitrat, basa nitrit
B. Asam nitrat, asam nitrit
C. Asam nitrit, asam nitrat
D. Basa nitrit, asam nitrat
E. Asam nitrit, basa nitrat
7. Nama senyawa C3H8 adalah ….
A. Propena
B. Propuna
C. Propil
D. Propana
E. Propendiena
8. Senyawa belerang (IV) oksida mempunyai rumus molekul ………..
A. SO2
B. SO
C. SO3
D. SO4
E. S2O
9. Nama senyawa FeCl3 adalah …..
A. Besi klorida
B. Besi (III) klorida
C. Besi (II) klorida
D. Feri klorin
E. Fero klorin
10. Agar setara maka persamaan reaksi berikut harus memiliki koefisien ……
N2 + H2 --> NH3
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 3
C. 1, 3, 2
D. 2, 1, 3
E. 2, 1, 2
3.1.2 Essay
1. Hitunglah bilangan oksidasi N pada :
a. NO
b. NO2
c. N2O5
2. Berilah nama senyawa berikut :
a. NO
b. NO2
c. N2O5
3. Berilah 3 contoh senyawa biner, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
4. Berilah 3 contoh senyawa poliatom, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
5. Berilah 3 contoh senyawa asam, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
6. Berilah 3 contoh senyawa basa, lengkap dengan rumus molekul serta nama senyawanya.
7. Setarakan persamaan reaksi kimia berikut : C3H8 + O2 --> CO2 + H2O
3.2. Tugas rumah
1. Tentukan biloks Mn pada senyawa-senyawa berikut :
a. MnO
b. MnO2
c. Mn2O3
2. Berilah nama-nama senyawa berikut :
a. MnO2
b. K2S
c. Ba(OH)2
d. H2SO3
e. AlCl3
3. Setarakan persamaan reaksi berikut :
a. S + O2 --> SO3
b. CH4 + O2 --> CO2 + H2O
c. Zn + HCl --> ZnCl2 + H2
BAB IV
PENUTUP
Dengan selesainya modul 3 ini, kami sangat mengharapkan para peserta didik benar-benar tuntas dalam pembelajaran tentang Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana. Sehingga dapat melanjutkan ke modul 4 tentang Hukum-hukum Dasar dan Perhitungan Kimia.
Akhir kata selamat belajar, jadikanlah membaca buku pelajaran sebagai salah satu hobbimu, semakin rajinlah mengkaji ulang pelajaran di rumah agar berhasil dalam meraih cita-cita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta. Erlangga.
2. Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X. Bandung. Grafindo Media Pratama.
PENUGASAN PER KELOMPOK ANALISIS KIMIA DASAR
BACALAH MODUL III DAN MODUL V PADA BLOGGER INI DAN KERJAKAN SOAL-SOAL YANG ADA PADA MODUL TERSEBUT PADA KERTAS HVS DAN DI JILID SERTA DIKUMPULKAN PADA MINGGU PERTAMA MASUK SEKOLAH SETELAH LIBUR LEBARAN.
OPERASI TEKNIK KIMIA
Transportasi Zat Padat, Cair dan Gas
Transportasi merupakan proses
yang paling sering berlangsung dalam industri kimia. Berbagai tahap proses
teknik kimia seringkali dihubungkan satu sama lain melalui instalasi
pengangkut.
Untuk pengangkutan yang tidak
kontinu digunakan :
Bejana
Karung/kantong
Container
Silo
Untuk pengangkutan yang
kontinu digunakan :
Pengangkutan dengan gaya berat
Pengangkutan getar ( vibrating
conveyor )
Pengangkutan spiral ( screw
conveyor)
Pengangkutan Rantai ( chain
conveyor)
Pengangkutan Keranjang (
bucket conveyor, elevator )
Pengangkutan Sabuk (belt
conveyor )
Pengangkutan Pelat ( plate
conveyor )
Pengangkutan Rol ( gravity
roller conveyor )
Pengangkutan Pneumatik (
pneumatik conveyor )
Karakteristik
dan performance dari belt conveyor yaitu :
Dapat beroperasi secara
mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 180 o.
Sabuk disanggah oleh plat
roller untuk membawa bahan.
Kapasitas tinggi.
Serba guna.
Dapat beroperasi secara
kontinu.
Kapasitas dapat diatur.
Kecepatannya sampai dengan 600
ft/m.
Dapat naik turun.
Perawatan mudah.
Kelemahan -kelemahan dari belt
conveyor:
Jaraknya telah tertentu.
Biaya relatif mahal.
Sudut inklinasi terbatas.
Penyimpanan Bahan
Penyimpanan bahan dalam proses
Industri dapat dijumpai pada :
-
Pada awal
proses : menyimpan bahan baku
-
Pada
tengah-tengah proses : menyimpan bahan setengah jadi
-
Pada akhir
proses : menyimpan bahan jadi/produk
-
Jumlah bahan
yang disimpan tergantung dari:
- alat-alat pabrik secara
keseluruhan
- metoda operasi : batch,
semi-batch, continuous
- frekuensi,
lamanya waktu yang diperlukan untuk proses dari masing-masing unit secara individu yang ada di pabrik
- mudah sukarnya bahan
tersebut didapat, jalur distribusi bahan dan produk
Penyimpanan Zat Padat
- Penyimpanan dalam jumlah besar dilakukan dengan 3 metode :
-
Ditimbun
dengan sistem outdoor
-
Ditimbun dengan
sistem indoor
-
Disimpan
dalam bin/bunker dan silo
1. Sistem
Outdoor
Bahan yang disimpan adalah
bahan yang tidak dipengaruhi oleh udara, hujan, panas dll, misalnya : batu,
kayu, dsb
Terdapat berbagai metode
antara lain:
- penyimpanan dibawah “travelling
bridge”
- penimbunan dikanan kiri jalan
- overhead sistem
- drag scrapper sistem
Pemilihan metode penyimpanan
ini didasarkan pada:
- sifat
bahan yang disimpan
- jumlah
bahan yang disimpan
- cara
handling bahan
Overhead Sistem
Sistem ini
digunakan untuk penyimpanan jika transportasi jarak jauh. Hal ini dilakukan
dengan monorial car, cable way car dan sebagainya, yang dilengkapi dengan
bucket.
2. Sistem Indoor
Penyimpanan dengan sistem ini
dapat dilakukan dengan 2 cara:
(a) penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan:
- untuk menyimpan bahan yang harus
dipertahankan tetap kering
- bahan yang memerlukan perlindungan
terhadap atmosfer pada musim tertentu, misal bahan keramik, mineral, hasil
pertanian dll
- alat yang digunakan untuk sistem
ini, yaitu:
ü monorail crane baik untuk storing maupun
delivering
ü conveyor system, misal belt conveyor bersama
dengan bucket elevator
ü conveyor system (belt) yang
dilengkapi dengan tripper
(b) penyimpanan indoor dalam bentuk bunker/bin dan silo
v BIN/
BUNKER :
-
banyak
dipakai dan sangat menguntungkan bila feeding berlangsung secara gravity
-
Bahan yang
disimpan bersifat free flowing
-
Pengumpanan
bahan melalui bagian atas bin yang terbuka menggunakan monorail crane yang dilengkapi dengan tripper
-
Pengeluaran
bahan berlangsung secara gravity untuk bahan yang bersifat free flowing
sedangkan untuk bahan yang cenderung menyumbat dipakai mechanical agitator
v SILO:
-
Alat ini prinsipnya
sama dengan BIN hanya ukurannya lebih besar (+_40 m)
-
Cocok untuk
menyimpan bahan seperti lime, semen, dll
-
Penumpanan bahan melalui
bagian atas dan karena ketinggiannya digunkaan pengumpan berupa elevator, bucket atau sistem pneumatics.
Transportasi Fluida (Cair dan Gas)
Fluida adalah zat yang tidak dapat
menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen. Bila kita mencoba mengubah
bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan terbentuk
lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang
lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat
tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan
laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk
akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada
dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap
fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh
oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut
bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan
variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible . Zat
cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal
sebagai zat yang compresible.
Valve
Sistem instalasi pipa
biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk yang
beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh
aliran, ada valve
yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang
berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada satu arah saja. Dua jenis valve
yang paling dikenal adalah gate valve
dan globe valve. Pada gate valve, bukaan tempat aliran
fluida hampir sama besar dengan pipa ehingga aliran fluida tidak berubah.
Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan
tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada
dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong
atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak cocok
digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka
atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai
pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi
batang valve, sehingga keausan di
sekeliling piringan terdistribusi secara seragam.
Fluida mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali.
Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.
Pompa
Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan
dengan pompa, kipas,
blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan energi mekanik
fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan,
atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan energi tersebut adalah
dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang diberikan dengan gaya
dari luar. Kedua metoda tersebut menyebabkan ada 2 jenis utama peralatan
pemindah fluida, yaitu menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunakan
momen puntir untuk membangkitkan rotasi Pompa digunakan untuk mengalirkan
fluida (umumnya cair) dari satu unit operasi ke unit operasi yang lain. Fluida
mengalir akibat terjadinya perpindahan energi. Driving force yang umum
digunakan untuk mengalirkan fluida adalah gravitasi, displacement
, gaya sentrifugal, gaya elektromagnetik, perpindahan momentum, impuls mekanik,
atau kombinasinya. Saat ini, yang paling umum diaplikasikan adalah gaya sentrifugal
dan gravitasi.
Ada 2 kelompok utama pompa:
1. Positive Displacement Pump, pada pompa jenis ini,
volume tertentu zat cair terperangkap di dalam satu
ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan dikosongkan pada tekanan
yang lebih tinggi melalui
pembuang. Ada 2 jenis positive displacement pump. Pada reciprocating pump ruang
tersebut adalah silinder stasioner
yang berisi piston atau plunger. Pada pompa putar ruangnya bergerak dari pemasuk sampai pembuang
dan masuk lagi ke inlet. . Contoh reciprocating pump
antara lain
pompa piston, pompa plunger, dan pompa diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa
putar antara
lain gear pump, lobe pump, screw pump, cam pump, dan vane pump.
2. Pompa Sentrifugal, pada jenis pompa ini energi
mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi sentrifugal.
Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik.
PENUGASAN PER KELOMPOK
1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang conveyor.
2. Buatlah gambar-gambar berbagai conveyor yang kamu ketahui (minimal 3 jenis)
3. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang silo/bin.
4. Buatlah gambar silo/bin.
5. Jelaskan gaya dorong (driving force) pada fluida.
6. Buatlah berbagai gambar pompa dan valve yang kamu ketahui (minimal 2 jenis).
Tugas di buat pada kertas HVS dan dijilid serta dikumpul minggu pertama masuk sekolah setelah libur lebaran.
Langganan:
Postingan (Atom)